Aku terbangun dengan teriakan yang teredam oleh telapak berkeringat yang ditempelkan di mulutku. Sebuah beban yang menghancurkan memotong suplai udaraku saat tangan lainnya mendorong sampai di bawah baju tidurku, meraba-raba dan membuatku memar. Panik mencengkeramku dan aku meronta-ronta, kakiku menendang dengan panik.
Jangan...tolonglah, tidak...Jangan. Tidak lagi.
Terengah-engah seperti
No comments:
Post a Comment