Bimo berlari dan berlari, telinganya tetap tekun mendengarkan suara dari handphonenya. Keringat bercucuran di keningnya dari antara rambut ikalnya yang tergerai. Baju yang dipakainya sudah kusut masai. Matanya sudah keruh oleh rasa khawatir yang menyesakkan dadanya...
Tulisan Bandara Ngurah Rai Bali semakin lama semakin mengecil, menghilang dari pandangan ketika taksi yang dinaikinya melaju
No comments:
Post a Comment