Lucie bergelung di ujung sofanya, menarik lutut ke dadanya. Ia memegang buku di kedua tangannya, meskipun matanya menatap baris-baris berwarna hitam, pikirannya tidak menyerap sepatah katapun.
Perutnya mengejang. Ia belum makan malam karena terlalu gugup. Yang terus terang aneh karena itu hanya Reid. Sahabat baik kakaknya. Pria yang praktis pernah tinggal di rumahnya ketika ia masih kecil
No comments:
Post a Comment